Mengikuti pola hidup jaman sekarang memang sedikit susah. Kita harus betul-betul memilah agar tidak terjebak dalam situasi yang dapat membuat kepala ini menjadi stress... (eh, yang stress kepalanya or orangnya?). Bayangkan saja, jika hidup apa adanya, hidup ini menjadi tidak hidup. Menjadi membosankan...namun cukup banyak juga orang-orang yang berada dalam posisi ini. Saya telah bertemu dengan para pekerja kelas tengah dan bawah di Denpasar maupun di Mataram... sebagian dari mereka pasrah, dengan penghasilan apa adanya, yang penting hidup katanya... Seperti yang disampaikan guru enterpreneur saya, orang-orang seperti itu memang ada dan sangat banyak jumlahnya. Karena itulah mereka menjadi 95% orang yang dikendalikan oleh 5% orang lainnya yang tidak pasrah.... Maksudnya? (nanti di lain season kita bahas).
Berbicara tentang hidup, saya jadi teringat adik saya. Namanya Bagus. Yang saya ingat adalah kata-kata gurauannya. Dia pernah mengatakan, "hidup ini santai saja. Yang penting hari ini dan besok bisa makan. Pokoknya pas-pasan aja. Pas mau belanja ke Mall ada duit. Pas mau jalan-jalan ada mobil... dst."
Berbicara tentang hidup juga, saya teringat teman saya, namanya Erawadi, alias Awe. Dia seorang
usahawan di bidang perdagangan. Menjual sembako, snack, rokok dll. di salah satu pasar di Mataram. Uang setiap hari mengalir di depannya. bukan puluhan atau ratusan ribu, bukan pula jutaan atau puluhan juta... tapi ratusan juta.... Uang adalah kesehariannya. Menghitung terus sepanjang hari. Apa artinya hidup bagi dia? Ya, hidup adalah bekerja untuk menghasilkan uang. Keuntungan akan ditanamkan kembali menjadi modal, agar menghasilkan keuntungan yang lebih besar... intinya: menghasilkan uang. Jika hidup diartikan bekerja untuk uang olehnya, mungkin dia damai. Tapi di raut wajahnya selalu tampak kelelahan... Lelah mengurus barang dagangan, lelah mengurus anak buah, lelah mengurus pengiriman... lelah mengurus penagihan dll.Apa arti damai dalam hidup ini? (jawab dunk...) saya terus bertanya.... Lalu seorang guru menjawab: "Damai ada di hatimu.." maksudnya? Yahh..terputus lagi, gak ada yang bagus produk GSM sekarang.. putus-putus terus. (eh, kok lari ke GSM)
Membahas seorang diri: damai ada di hati... mungkin maksudnya adalah kedamaian yang muncul bila hati kita merasa senang, tentram... bahagia... pokoknya damai. Lalu, apa yang membuat hati kita damai? Mungkin jika ada cukup uang. seperti yang saudara saya, Bagus, katakan... "pas-pasan'"... Uang selalu tersedia pas mau ke Mall, pas mau jalan jalan ke Australia... pas mau membelikan hadiah untuk orang yang kita cintai...dst. Agar uang selalu tersedia, maka saya teringat kata Awe, teman saya di atas, .... kita harus bekerja. Bekerja tidak berarti menjadi pegawai orang lain. Bekerja untuk diri sendiri malah lebih baik. Maksudnya, jadi Bos ... jadi Usahawan... bahasa kerennya: Jadi Pengusaha. Agar pengusaha tidak keletihan seperti Awe, ciptakanlah sistem. Baik itu sistem pengawasan, kas, sirkulasi barang ect. Kalau sudah menghasilkan banyak uang... jangan takabur. Kata Guru saya... imbangi dengan Meditasi.... kata guru saya yang satu lagi, sedekahlah dari awal. sebelum berhasil dan sesudah berhasil. Cuma, sesudah berhasil jumlahnya harus jauh berkembang dari sebelum berhasil. Apa ini cukup dan bisa membuat hidup kita damai? tentu, kata ketiga guru saya. Dengan catatan, kita harus terus menerus berbuat baik dimana dan kapanpun. Kendalikan emosi... lebih sosial.... lebih dekat dengan keluarga.... selalu dekat denganNya.
Apakah ini jawabannya? yah, tergantung anda. Namun secara garis besar itulah jawabannya...yang dapat saya sampaikan. Semoga hari-hari anda menjadi lebih baik... Sampai ketemu pada tema yang berbeda di blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar